Viral! Pemerintah Desa Sumber Agung Adukan Warga ke Polisi

"Suasana saat Pemerintah Desa Sumber Agung mengajukan pengaduan terkait dugaan ujaran kebencian di Pospol Mepanga, Kotaraya.

Parigi Moutong, Jumat, 20 Desember 2024 – Sebuah unggahan dari akun resmi Pemerintah Desa Sumber Agung, Kecamatan Mepanga, Kabupaten Parigi Moutong, memicu diskusi hangat di media sosial. Pemerintah desa mengadukan seorang warga berinisial IRW, yang berasal dari Desa Tinombala Sejati, Kecamatan Ongka Malino, ke Polsektor Mepanga. Aduan ini dilayangkan atas dugaan ujaran kebencian dalam komentar yang ditulis IRW di sebuah unggahan Facebook.

Aduan ini bermula dari sebuah unggahan di akun sala satu warga  Desa Sumber Agung di Facebook. Dalam unggahan tersebut, IRW memberikan komentar yang dianggap mengandung unsur ujaran kebencian. Pemerintah desa menganggap langkah ini perlu diambil demi menjaga kondusivitas di masyarakat.

Unggahan yang viral ini menuai beragam tanggapan dari netizen. Salah satu komentar datang dari akun Facebook Adrif Ahmad Rifangi yang mengingatkan, “Punya jari, gunakan dengan bijak.” Sementara itu, akun Nasar T. Pakaya memberikan respons yang lebih tajam:

“Kalau ada warga yang karena mengkritik pemerintah desa kemudian dilaporkan ke kepolisian, insyaallah kami siap bela. Kalau tidak siap dikritik, jangan jadi pejabat publik. Sebaik-baiknya pemimpin adalah ia yang dicintai rakyatnya, dan rakyat pun mencintainya. Seburuk-buruknya pemimpin adalah ia yang dibenci oleh rakyatnya dan ia pun balas membenci.”

Saat dikonfirmasi oleh media, Kepala Desa Sumber Agung menjelaskan bahwa pihaknya tidak melaporkan IRW dalam konteks hukum pidana, melainkan hanya mengadukan kasus ini ke pihak kepolisian untuk dilakukan mediasi. Ia juga menegaskan sikapnya terhadap kritik:

“Saya tidak melaporkan, tapi saya hanya mengadukan ke pihak polisi agar bisa dilakukan mediasi oleh pihak kepolisian. Saya kepala desa yang tidak anti kritik, namun kritik yang membangun, bukan menyerang personal atau melontarkan kata-kata yang tidak sesuai.”

sKasus ini menjadi pengingat pentingnya etika dalam menggunakan media sosial. Kritik adalah bagian dari demokrasi, tetapi harus disampaikan secara konstruktif dan santun. Di sisi lain, para pemimpin harus membuka diri terhadap kritik sebagai bentuk masukan untuk memperbaiki kinerja, tanpa melihat kritik sebagai ancaman.

Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, untuk terus menjaga komunikasi yang sehat dan saling menghormati demi terwujudnya keharmonisan di tengah masyarakat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *