Bengalon, Kutai Timur Harianmetropolis – Bencana kembali melanda wilayah Kutai Timur. Sebuah tanggul di Desa Sepaso Selatan, Kecamatan Bengalon, jebol pada Minggu (5/5) akibat meningkatnya debit air sungai secara drastis. Namun, warga setempat menilai kejadian ini bukan semata bencana alam. Ada dugaan kuat bahwa kelalaian perusahaan yang bertanggung jawab atas pengelolaan tanggul turut menjadi penyebab utama terjadinya musibah ini.
Menurut keterangan warga yang enggan disebutkan namanya, tanggul tersebut telah lama tidak mendapatkan perawatan memadai. Bahkan, struktur tanggul disebut-sebut tidak sesuai dengan standar keamanan dan kelayakan lingkungan.
Kelalaian Fatal dalam Perawatan Infrastruktur
Efendi, Ketua DPP Kaltim Elang Tiga Hambalang, yang akrab disapa Bang Jelly, menyatakan bahwa pihak perusahaan terkesan mengabaikan peringatan dini mengenai potensi peningkatan debit air.
“Desain dan konstruksi tanggul itu jelas tidak sesuai standar. Ditambah lagi, tidak ada upaya antisipasi ketika debit air mulai naik. Ini kelalaian yang sangat disayangkan,” ungkapnya dengan nada kecewa.
CSR yang Tak Tepat Sasaran
Selain tudingan terhadap kelalaian teknis, muncul pula sorotan tajam mengenai penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Bambang, Kepala Departemen Humas DPN Elang Tiga Hambalang, menyampaikan bahwa dana CSR yang seharusnya diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat, justru diduga digunakan untuk kepentingan internal perusahaan.
“Banyak program CSR yang tidak menyentuh kebutuhan riil warga. Malah infrastruktur yang dibangun lebih menguntungkan perusahaan,” jelas Bambang.
Dampak Banjir Meluas, Warga Terpaksa Mengungsi
Akibat jebolnya tanggul, banjir melanda sejumlah titik di Bengalon, termasuk Desa Sepaso dan wilayah sekitarnya. Air mencapai ketinggian sepinggang orang dewasa di beberapa lokasi. Banyak warga terpaksa mengungsi demi keselamatan. Infrastruktur penting seperti jalan dan jembatan pun turut terendam, menyebabkan akses logistik dan evakuasi menjadi sangat terbatas.
Tuntutan Warga dan Pihak Elang Tiga Hambalang
Ketua Umum DPN Elang Tiga Hambalang, Deddy Safrizal, mendesak agar perusahaan bertanggung jawab penuh atas kerusakan dan penderitaan yang ditimbulkan.
“Perusahaan harus memberikan kompensasi kepada warga terdampak. Kami juga minta pemerintah daerah segera turun tangan, lakukan investigasi dan pastikan kejadian ini tidak terulang kembali,” tegas Deddy menutup pernyataannya.
Situasi di lapangan masih dalam penanganan darurat. Warga berharap pihak berwenang segera bertindak, baik dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan maupun mengusut tuntas penyebab bencana ini.
(BF)