Harianmetropolis.com
Tapanuli Utara – Sabtu 06 September 2025
Dukungan terhadap Bangkit Parulian Silaban, S.E., mantan Wakil Bupati Tapanuli Utara periode 2004–2009, semakin menguat untuk menduduki kursi Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Taput. Sejumlah wartawan, aktivis, hingga tokoh masyarakat menilai figur ini layak karena berpengalaman dalam birokrasi sekaligus memahami kebutuhan dasar rakyat: air bersih.
Siapa yang Mendukung?
Dukungan muncul dari kalangan jurnalis lokal Taput, tokoh pemuda, hingga aktivis masyarakat sipil. Mereka menilai Bangkit memiliki integritas, pengalaman, dan kemampuan manajerial yang dibutuhkan untuk menyelamatkan PDAM dari krisis berkepanjangan.
> “Bangkit punya pengalaman panjang, dari DPRD sampai Wakil Bupati. Kalau beliau mau turun tangan, kami optimis PDAM bisa lebih baik,” ujar seorang tokoh pemuda dari Siborong-borong, Jumat (6/9).
Sementara itu, wartawan senior Taput menyebut sosok Bangkit sudah dikenal luas karena konsistensinya di dunia politik maupun sosial.
> “Kami wartawan di Taput sudah lama mengikuti kiprah Bangkit. Figur beliau tidak diragukan lagi. Tinggal apakah pemerintah daerah berani memilih sosok yang tepat,” tegasnya.
Apa Masalah PDAM Saat Ini?
PDAM Taput menghadapi sederet masalah klasik. Mulai dari pipa bocor, distribusi air tidak merata, hingga ketergantungan besar terhadap subsidi APBD. Data BPK menyebutkan, aset PDAM mengalami penurunan dari Rp 19,41 miliar pada 2017 menjadi Rp 17,69 miliar pada 2018.
Selain itu, kapasitas produksi air tidak berimbang dengan kebutuhan masyarakat. Sejumlah kecamatan, terutama di pinggiran Tarutung, kerap mengeluhkan air macet berhari-hari.
> “Air itu kebutuhan dasar. Kalau PDAM gagal, otomatis rakyat menderita. Kami butuh direktur yang serius, bukan hanya sekadar jabatan politik,” ujar seorang aktivis LSM Taput.
Mengapa Bangkit Parulian Silaban?
Bangkit Parulian Silaban bukan nama baru di panggung politik Taput. Sebelum menjabat Wakil Bupati, ia berkiprah sebagai anggota DPRD. Rekam jejaknya dianggap cukup untuk memimpin sebuah perusahaan daerah yang memerlukan sosok visioner dan berani mengambil keputusan.
Selain itu, kedekatannya dengan masyarakat dinilai akan menjadi modal penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap PDAM.
“Bangkit paham birokrasi sekaligus punya jaringan politik yang luas. Itu penting agar PDAM bisa mendapat dukungan penuh dalam restrukturisasi,” kata seorang tokoh adat setempat.
Kapan dan Bagaimana Prosesnya?
Pemilihan Dirut PDAM Taput dilakukan melalui mekanisme seleksi terbuka yang dipantau langsung oleh Bupati dan Dewan Pengawas. Tahapan seleksi diperkirakan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.
Warga Taput menunggu apakah pemerintah daerah berani mengutamakan figur berpengalaman, atau justru memilih kandidat kompromi politik.
Harapan Publik
Masyarakat berharap PDAM tidak lagi sekadar menjadi “beban APBD”, tetapi mampu menjadi perusahaan daerah yang sehat, mandiri, dan memberikan layanan prima. Digitalisasi layanan pembayaran, peremajaan infrastruktur, serta transparansi manajemen menjadi tuntutan utama.
“Bangkit layak dicoba. Tapi siapapun yang terpilih, rakyat menuntut air lancar dan bersih setiap hari. Itu standar minimal,” ujar seorang warga Tarutung.
BOX TIMELINE: Kiprah Bangkit Parulian Silaban
1999–2004 → Anggota DPRD Taput.
2004–2009 → Wakil Bupati Taput.
2010–2020 → Aktif di kegiatan sosial dan keagamaan.
2025 → Didukung sebagai calon Dirut PDAM Taput.
BOX TANTANGAN PDAM TAPUT
Distribusi air tidak merata, sering macet.
Infrastruktur tua, pipa bocor.
Penurunan aset dari Rp 19,41 miliar (2017) → Rp 17,69 miliar (2018).
Ketergantungan tinggi pada subsidi APBD.
Kapasitas produksi belum memenuhi kebutuhan masyarakat.
INFOGRAFIS TEKS: “PDAM Taput – Masalah & Harapan”
Masalah Utama
Air sering macet, terutama di pinggiran Tarutung.
Pipa tua dan bocor → rugi besar.
Kapasitas produksi tidak seimbang dengan kebutuhan.
Bergantung pada subsidi APBD.
Aset PDAM turun dari Rp 19,41 miliar (2017) → Rp 17,69 miliar (2018).
Harapan Publik
Manajemen profesional, transparan, akuntabel.
Layanan air lancar, merata ke seluruh kecamatan.
PDAM mandiri secara finansial.
Digitalisasi layanan & pembayaran.
Pemimpin visioner yang paham birokrasi & bisnis.
Dukungan publik terhadap Bangkit Parulian Silaban untuk memimpin PDAM Taput bukan sekadar romantisme politik masa lalu, tetapi lahir dari keresahan nyata masyarakat atas buruknya layanan air bersih. Pertanyaan utamanya kini: Apakah pemerintah daerah akan memilih sosok berpengalaman demi menyelamatkan PDAM, ataukah kembali menyerahkan jabatan ini pada kompromi politik?