Parigi Moutong, Selasa malam–Rabu dini hari, 18 Juni 2025 — Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Desa Lambunu, Kecamatan Bolano Lambunu, diterjang banjir besar yang menggenangi rumah warga dan memutus sejumlah akses jalan. Warga menyebut banjir kali ini bukan karena alam semata, tapi akibat kerakusan manusia—yakni aktivitas penambangan emas ilegal yang marak dilakukan di wilayah hulu sungai.
Dalam sebuah video yang beredar, direkam oleh salah satu warga setempat, terlihat derasnya air bah menghantam perkampungan. Warga dengan nada marah menyampaikan bahwa banjir ini adalah dampak langsung dari aktivitas para cukong tambang emas ilegal yang menggunakan ekskavator di kawasan hulu, tepatnya di wilayah Gunung Duatalemo, Duyu, Panta Kapal Durian, dan Mangifi.
“Ini banjir terbesar yang pernah kami alami di Desa Lambunu. Semua karena tambang emas ilegal yang mengeruk gunung dan merusak aliran sungai. Kami rakyat kecil jadi korban,” ujar warga dalam video tersebut.
Penambangan ilegal yang menggunakan alat berat itu disebut-sebut beroperasi tanpa izin, namun tetap berjalan lancar tanpa gangguan, bahkan diduga kuat mendapat perlindungan dari oknum tertentu. Warga menyebut praktik tambang ini sudah berlangsung lama dan dibiarkan.
“Cukong-cukong itu enak di atas, keruk emas seenaknya. Tapi kami yang di bawah yang dapat bencananya. Sampai kapan pemerintah mau diam?” kata seorang tokoh masyarakat setempat.
Banjir merusak rumah warga, menghanyutkan barang-barang berharga, dan memicu kepanikan luar biasa di tengah malam. Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, tanpa sempat menyelamatkan harta benda mereka.
Masyarakat mendesak aparat penegak hukum, termasuk Kapolres Parigi Moutong, Polda Sulteng, hingga Bupati Parigi Moutong untuk turun tangan segera menghentikan kegiatan tambang ilegal di wilayah hulu sungai.
“Jangan tunggu korban jiwa dulu baru bertindak. Ini sudah kejahatan lingkungan, bukan sekadar pelanggaran,” tegas warga.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah maupun kepolisian mengenai bencana banjir dan dugaan keterlibatan tambang emas ilegal dalam peristiwa ini.