Harianmetropolis.com
TARUTUNG – Di balik dinding tinggi dan pagar kawat yang membatasi kebebasan, semangat untuk bangkit bersama justru menyala lebih terang. Selasa (20/5/2025), Rumah Tahanan Negara (Rutan) Tarutung turut memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-116 dengan penuh khidmat dan makna. Upacara bendera bukan sekadar seremonial, tapi menjadi simbol bahwa harapan dan semangat membangun negeri bisa tumbuh di mana saja termasuk di dalam Rutan.
Kepala Rutan Tarutung, Evan Yudha Sembiring bertindak sebagai inspektur upacara. Upacara ini diikuti oleh Kasubsi Pelayanan Tahanan, Jonias B. Pakapahan, Kasubsi Pengelolaan, Mian H.R. Simarmata, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan, James Bond Naibaho, Pejabat JFT/JFU dan warga binaan pemasyarakatan. Dalam amanatnya, Kepala Rutan Tarutung membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Viada Hafid.
Tepat di tanggal 20 Mei 2025, kita tidak sekadar memperingati sebuah tanggal dalam kalender nasional. Kita sedang membuka kembali halaman penting dari sejarah perjuangan bangsa, halaman yang ditulis bukan dengan tinta biasa, tetapi dengan kebangkitan kesadaran, semangat persatuan, dan keberanian menolak untuk terus terjajah.
Dalam 150 hari pertama Pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dan Kabinet Merah Putih, kami memulai langkah-langkah yang berangkat dari hal-hal yang paling mendasar, dari kebutuhan yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari rakyat. Di bidang kesejahteraan sosial, melalui program makan bergizi gratis, lebih dari 3,5 juta anak Indonesia kini menikmati akses pada makanan bernutrisi.
Di bidang kesehatan, lebih dari 777.000 masyarakat sudah merasakan manfaat layanan pemeriksaan kesehatan gratis. Di bidang ekonomi, pembentukan Danantara Investment Agency menjadi wujud komitmen untuk mengelola kekayaan nasional secara terarah dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat. Di bidang pengembangan manusia, mempercepat hadirnya pusat-pusat pelatihan vokasi dan penguatan talenta digital untuk menjawab tantangan besar di era transformasi digital.
Dalam momen Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, kita meneguhkan kembali arah perjalanan bangsa. Dan dalam semangat itu, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai kompas utama kebangkitan nasional.
Lebih lanjut, Evan menambahkan bahwa kebangkitan nasional adalah panggilan bagi semua anak bangsa, tak terkecuali para warga binaan dan petugas pemasyarakatan.
Di bawah kepemimpinan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, Pemasyarakatan bukan sekadar urusan penjara, tapi tentang memberikan harapan, membangun kembali jati diri manusia, dan menghadirkan keadilan restoratif bagi masyarakat.
Selaras dengan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Direktur Jenderal Pemasyararakatan, Mashudi menyampaikan Pemasyarakatan terus perkuat perannya dalam memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, sejalan dengan motto ‘Pemasyarakatan Pasti Bermanfaat untuk Masyarakat’ sebagaimana perwujudan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas).
Di hari kebangkitan nasional ini, Pemasyarakatan berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dan dampak positif bagi masyarakat sesuai tujuan Sistem Pemasyarakatan sebagaimana Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan.
Pemasyarakatan Bukan Penghukuman, Tapi Pembinaan
“Di Rutan ini, kami percaya bahwa setiap manusia punya potensi untuk bangkit dan berubah. Hari Kebangkitan Nasional adalah momentum penting untuk membangkitkan kesadaran, semangat nasionalisme, dan rasa tanggung jawab sebagai bagian dari Indonesia,” ujar Evan dengan penuh semangat.
Lebih jauh, Evan menjelaskan bahwa semangat Harkitnas sangat relevan dengan tugas utama rumah tahanan negara, yakni membina warga binaan agar kelak kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik. Di Rutan Tarutung, nilai-nilai kebangsaan dan karakter terus ditanamkan lewat berbagai program pembinaan, seperti pelatihan keterampilan, pembinaan kerohanian, hingga pendidikan kewarganegaraan.
“Kami ingin membentuk manusia yang tidak hanya bebas secara fisik, tetapi juga merdeka dalam berpikir, berperilaku, dan berkontribusi. Itu esensi dari kebangkitan nasional—membangkitkan nilai dalam diri manusia,” tambahnya.
Bangkit Bersama dari Tempat yang Tak Diduga
Peringatan Harkitnas di Rutan Tarutung juga diisi dengan kegiatan refleksi bersama, pembacaan puisi kebangsaan oleh warga binaan, dan diskusi singkat mengenai arti kebangkitan dalam kehidupan mereka. Antusiasme para warga binaan menunjukkan bahwa semangat nasionalisme tidak pernah mati—ia hanya butuh ruang untuk tumbuh.
“Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa di balik jeruji pun, semangat cinta tanah air bisa tetap menyala. Kebangkitan bukan soal tempat, tapi soal tekad,” ujar Evan.
Indonesia Kuat Dimulai dari Kesempatan Kedua
Sebagai penutup, Karutan Tarutung Evan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung proses pemasyarakatan dengan hati dan semangat kebersamaan.
“Bangkit bersama artinya tidak meninggalkan siapa pun. Mari kita bangun Indonesia dari semua lini, termasuk memberi harapan kepada mereka yang sedang menjalani masa pemasyarakatan. Karena Indonesia kuat dimulai dari kebersamaan, dari memberi kesempatan kedua,” pungkasnya.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sumatera Utara, Yudi Suseno mengucapkan terimakasih atas pelaksanaan upacara hari kebangkitan nasional di unit pelaksana teknis pemasyarakatan Sumatera Utara telah berjalan dengan baik. “Selamat memaknai dan memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-117 bagi kita semua. Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”(LS)